Jumat, 13 September 2013

Dasar-Dasar Perencanaan


A.     Perencanaan, Manajemen dan Administrasi

Perencanaan adalah suatu rangkaian proses kegiatan menyiapkan keputusan mengenai apa yang diharapkan terjadi dan apa yang akan dilakukan.
Rangkaian proses kegiatan itu dilaksanakan agar harapan tersebut dapat terwujud menjadi kenyataan di masa yang akan datang.

Kajian tentang perencanaan pada dasarnya selalu terkait dengan konsep manajemen dan administrasi. Hal itu dapat dimaklumi karena baik dalam konsep manajemen maupun administras, perencanaan merupakan unsur dan fungsinya yang pertama dan utama.

Hubungan Fungsi Perencanaan dengan Fungsi Manajemen Lainnya:
Perencanaan dengan pengorganisasian
Perencanaan menunjukkan cara dan perkiraan bagaimana mengorganisasikan sumberdaya-sumberdaya organisasi untuk mencapai efektivitas paling tinggi.

Perencanaan dengan pengarahan
Perencanaan menentukan kombinasi paling baik dari sumberdaya-sumberdaya yang diperlukan untuk mengarahkan, mempengaruhi dan memotivasi karyawan.

Perencanaan dengan pengawasan
Perencanaan dan pengawasan saling berhubungan erat. Pengawasan bertindak sebagai kriteria penilaian pelaksanaan kerja terhadap rencana.

B.     Konsep Dasar Perencanaan

a.   Tujuan Perencanaan

1.   Sebagai standar pengawasan.
2.   Mengetahaui struktur organisasinya baik kualifikasinya maupun kuantitasnya.
3.   Mendapatkan kegiatan yang sistematis termasuk biaya dan kualitas pekerjaan.
4.   Memimalkan kegiatan-kegiatan yang tidak produktif dan menghemat biaya, tenaga dan waktu.
5.   Menyerasikan dan memadukan beberapa  subkegiatan
6.   Mendeteksi hambatan kesulitan yang akan ditemui.
7.   Mengarahkan pada pencapaian tujuan.

b.  Manfaat Perencanaan

1.  Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan.
2.  Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran operasi lebih jelas.
3.  Membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat.
4.  Memudahkan dalam melakukan koordinasi di antara berbagai bagian organisasi.
5.  Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti.
6.  Menghemat waktu, usaha, dan dana.

c.   Sifat Perencanaan

1.   Rasional, artinya rencana dibuat berdasarkan pemikiran dan perhitungan yang masak, sesuai dengan kemampuan yang ada.
2.   Luwes atau fleksibel, artinya rencana dapat mudah menyesuaikan diri dengan perubahan/perkembangan situasi dan kondisi yang mungkin terjadi.
3.   Rencana harus dibuat  secara terus-menerus dan berkesinambungan sesuai dengan perubahan dan perkembangan masa, artinya pada setiap jangka waktu tertentu perlu dievaluasi dan diperbaiki.

C.      Konsep Dasar Perencanaan Pendidikan

Perencanaan pendidikan adalah suatu proses untuk menetapkan tujuan, menyediakan fasilitas serta lingkungan tertentu, mengidentifikasi syarat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, serta menetapkan cara yang efektif dan efisien dalam usaha membentuk manusia agar memiliki kompetensi sosial dan individual secara maksimal.

a.   Tujuan Perencanaan Pendidikan

1.  Untuk standar pengawasan pola perilaku pelaksana pendidikan.
2.  Untuk mengetahui kapan pelaksanaan perencanaan pendidikan itu diberlakukan dan bagaimana proses penyelesaian suatu kegiatan layanan pendidikan.
3.  Untuk mengetahui struktur organisasinya dalam pelaksanaan perencanaan pendidikan.
4.  Untuk meminimalkan terjadinya beragam kegiatan yang tidak produktif dan tidak efisien.
5.  Untuk memberikan gambaran secara menyeluruh (integral) dan khusus (spefisik) tentang jenis kegiatan bidang pendidikan yang harus dilakukan.
6.  Untuk mengetahui beragam peluang, hambatan, tantangan dan kesulitan yang dihadapi organisasi pendidikan.
7.  Untuk mengarahkan proses  pencapaikan tujuan pendidikan.

b.   Manfaat Perencanaan Pendidikan

1.  Dapat digunakan sebagai standar pelaksanaan dan pengawasan proses aktivitas pemimpin dan anggota dalam suatu lembaga pendidikan.
2.  Dapat mengefisiensikan dan mengefektifkan pemanfaatan beragam sumber daya organisasi atau lembaga pendidikan.
3.  Dapat membantu pimpinan dan para anggota dalam menyesuaikan diri terhadap dinamika perubahan sosial-budaya.
4.  Dapat dijadikan sebagai media untuk memudahkan dalam berkoordinasi dengan berbagai pihak atau lembaga pendidikan yang terkait, dalam rangka meningkatkan kualitas layanan pendidikan.
5.  Dapat dijadikan sebagai media untuk meminimalkan pekerjaan yang tidak efisien atau tidak pasti.
6.  Dapat dijadikan sebagai alat dalam mengevaluasi pencapaian tujuan proses layanan pendidikan.

c.    Karakteristik Perencanaan Pendidikan

1.  Berorientasi pada visi, misi kelembagaan yang akan diwujudkan.
2.  Mempunyai tahapan program jangka pendek, menengah dan panjang yang akan dicapai secara berkesinambungan.
3.  Diorientasikan untuk mempersiapkan kualitas SDM yang berkualitas, yang sanggup mengisi berbagai sektor pembangunan.
4.  Dikembangkan dengan memperhatikan keterkaitannya dengan berbagai komponen pendidikan secara sistematis.
5.  Menggunakan sumber daya internal dan eksternal secermat mungkin.
6.  Berorientasi kepada masa datang.
7.  Merupakan sarana untuk mengembangkan inovasi pendidikan.

d.  Prinsip-prinsip perencanaan pendidikan

1.   Prinsip interdisipliner, yaitu menyangkut berbagai bidang keilmuan atau beragam kehidupan.
2.   Prinsip fleksibel, yaitu bersifat lentur, dinamik dan responsif terhadap perkembangan atau perubahan kehidupan di masyarakat.
3.   Prinsip efektifitas-efisiensi, artinya dalam penyusunan perencanaan pendidikan didasarkan pada perhitungan sumber daya yang ada secara cermat dan matang, sehingga perencanaan itu berhasil guna dan bernilai guna dalam pencapaian tujuan pendidikan.
4.   Prinsip progress of change, yaitu terus mendorong dan memberi peluang kepada semua warga sekolah untuk berkarya dan bergerak maju ke depan.
5.   Prinsip objektif, rasional dan sistematis, artinya perencanaan pendidikan harus disusun berdasarkan data yang ada, berdasarkan analisa kebutuhan dan kemanfaatan layanan pendidikan memungkinkan untuk diwujudkan secara nyata, dan mempunyai sistematika dan tahapan pencapaian program secara jelas dan berkesinambungan.
6.   Prinsip kooperatif-komprehensif, artinya  perencanaan yang disusun mampu memotivasi dan membangun mentalitas semua warga sekolah dalam bekerja sebagai suatu tim (team work) yang baik.
7.   Prinsip human resources development, artinya perencanaan pendidikan harus disusun sebaik mungkin dan mampu menjadi acuan dalam pengembangan sumber daya manusia secara maksimal dalam mensukseskan program pembangunan pendidikan.

D.    Analisi Posisi Perencanaan Pendidikan

Perencanaan pendidikan pada dasarnya berpusat pada 3 komponen utama taitu:
1.   Dengan perencanaan itu ditunjukkan tujuan apakah yang harus dicapai?
2.   Bagaimana perencanaan itu dimulai?
3.   Bagaimana cara untuk mencapai tujuan yang harus dicapai?

Pertanyaan pertama, mempersoalkan tujuan yang merupakan titik usaha yang dicapai. Tujuan adalah arahan yang mempersatukan kegiatan pembangunan, tanpa tujuan kegiatan pembangunan pendidikan akan tidak terarah dan tidak terkendalikan. Tujuan merupakan cita-cita atau harapan atau visi atau misi atau sasaran dan merupakan hal yang absolut dan tidak dapat ditawar.

Pertanyaan kedua, mempersoalkan titik berangkat pemangunan sebab pembangunan harus dimulai dari titik berangkat yang pasti dalam arti tidak mulai dari nol sama sekali tapi dimulai dari tingkat yang telah dicapai selama ini. Titik berangkat haruslah ditentukan berdasarkan evaluasi terhadap apa yang telah diperbuat buak apa yang harus diperbuat.

Pertanyaan ketiga, merupakan alternatif cara untuk mencapai tujuan dari titik berangkat yang telah ditentukan. Upaya ini dapat saja berbentuk pendekata, kebijakan atau strategi yang kemungkinannya amat banyak tergantung kepada kemampuan untuk memilih mana yang paling tepat dan efisien untuk mencapai tujuan.

Pola dasar diatas pada kenyataannya tidak sederhana karena pendidikan itu sendiri amatlah kompleks. Pengembangan pola dasar ini hanyalah merupakan modal yang dapat dipergunakan oleh planners sebagai salah satu pola pikir yang meletakkan perencanaan secara tepat pada posisi dan fungsi yang diinginkan.

E.      Mekanisme Perencanaan Pendidikan

Perencanaan pendidikan terdiri dari beberapa jenis yaitu:

1.  Ditinjau dari tataran dan cakupannya
o  Perencanaan pendidikan tingkat nasional atau makro
Perencanaan pendidikan yang mencakup seluruh usaha pendidikan untuk mencerdaskan bangsa termasuk seluruh jenjang, jenis dan isinya.
o  Perencanaan pendidikan tingkat regional atau daerah
Perencanaan pada tingkat daerah provinsi dan kabupaten/kota yang mencakup seluruh jenis dan jenjang untuk daerah atau provinsi itu.
o  Perencanaan pendidikan tingkat  lokal
Perencanaan pendidikan yang mencakup berbagai kegiatan untuk kota atau kabupaten atau satuan wilayah yang lebih terbatas dan tertentu saja.
o  Perencanaan pendidikan bersifat kelembagaan atau institusional
Perencanaan pendidikan yang mencakup satu institusi atau lembaga pendidikan tertentu saja seperti perencanaan sekolah, pusdiklat dan sebagainya.

2.  Ditinjau dari posisi dan sifat serta karakteristik model perencanaan
o  Perencanaan pendidikan bersifat terpadu
Perencanaan pendidikan itu mencakup seluruh aspek esensial pembangunan pendidikan dalam pola dasar perencanaan pembangunan nasional.
o  Perencanaan pendidikan bersifat komprehensif
Perencanaan pendidikan yang mengandung konsep keseluruhan yang disusun secara sitemik dan sistematik.
o  Perencanaan pendidikan bersifat strategik
Perencanaan yang mengandung pendekatan Strategic Issues yang dihadapi dalam upaya membangun pendidikan

3.  Ditinjau dari sisi metodologi
Perencanaan pendidikan itu dapat disebut Rational atau Systematic Planning, karena perencanaan ini menggunakan prinsip-prinsip dan teknik-teknik berpikir sistematis dan rasional ilmiah.




Sumber :
Sa’ud, Udin Syaefudin dan Abidin Syamsuddin Makmun. 2005. Perencanaan Pendidikan. Jakarta:Bumi Aksara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar